Inovasi teknologi memang memicu perubahan trend dan semangat dari
pengguna internet kita. Walau begitu, perlu disadari bahwa yang membuat
komunikasi melalui medium digital kian menarik adalah seberapa besar
kualitas dan jumlah individu yang aktif berpartisipasi di dunia digital.
Karena sekali lagi saya katakan bahwa social media adalah bukan soal
teknologi tetapi lebih kepada manusia itu sendiri. Seberapa jauh ia
paham menggunakan teknologi tersebut dan seberapa jauh teknologi
tersebut memberikan manfaat lebih ke dalam hidupnya. Saya menyaksikan
betul perkembangan teknologi social media dari era Friendster hingga
sekarang yang sedang terkenal adalah Airtime. Sebagai seseorang yang
berlatar belakang non-teknik, saya jujur kerap menemui kesulitan untuk
beradaptasi dengan jenis-jenis social media yang begitu banyak dan tidak
ada habisnya. Dengan alasan itu juga, saya lebih menekankan kepada
mahasiswa dan mahasiswi saya di kelas untuk bagaimana mereka paham betul
sejauh apa teknologi social media dan bagaimana menggunakanya secara
maksimal.
Seperti itu lah perkembangan teknologi di internet dimana kita harus
dengan tangkas mengikutinya agar kita tidak tertinggal. Untuk itu saya
ingin mengajak para pembaca untuk mencermati beberapa trend teknologi
social media yang kini sudah ramai dibicarakan oleh banyak orang di
seluruh dunia, berikut ulasannya:
1. SoLoMo (Social, Location, and Mobile)
Ide awal sebuah situs jejaring sosial seperti Facebook adalah menghubungkan orang-orang yang kita kenal di kehidupan nyata melalui dunia maya (social graph). Kemudian ide tersebut tidak lah cukup karena, social media tidak hanya berkutat seputar berteman dengan orang yang kita kenal tetapi juga berteman dengan orang-orang yang memiliki kesamaan hobi dengan kita contohnya Twitter (interest graph). Tidak berhenti disitu, kemudian muncul lah geosocial networking seperti Foursquare yang memberikan data lokasi kita (location graph). Kemudian ketiga hal tersebut didukung penuh oleh kecanggihan teknologi mobile saat ini yang hampir semua perangkat mobile saat ini sudah terintegrasi dengan GPS. Contoh situs social media yang memanfaatkan teknologi adalah Google Latitude, Foursquare, Banjo, Badoo, Sonar dan yang lainnya. Platform SoLoMo memberikan motivasi kita untuk lebih mengenal kehidupan sosial yang terjadi di sekitar rumah kita atau di lokasi yang sedang kita tempati.
Ide awal sebuah situs jejaring sosial seperti Facebook adalah menghubungkan orang-orang yang kita kenal di kehidupan nyata melalui dunia maya (social graph). Kemudian ide tersebut tidak lah cukup karena, social media tidak hanya berkutat seputar berteman dengan orang yang kita kenal tetapi juga berteman dengan orang-orang yang memiliki kesamaan hobi dengan kita contohnya Twitter (interest graph). Tidak berhenti disitu, kemudian muncul lah geosocial networking seperti Foursquare yang memberikan data lokasi kita (location graph). Kemudian ketiga hal tersebut didukung penuh oleh kecanggihan teknologi mobile saat ini yang hampir semua perangkat mobile saat ini sudah terintegrasi dengan GPS. Contoh situs social media yang memanfaatkan teknologi adalah Google Latitude, Foursquare, Banjo, Badoo, Sonar dan yang lainnya. Platform SoLoMo memberikan motivasi kita untuk lebih mengenal kehidupan sosial yang terjadi di sekitar rumah kita atau di lokasi yang sedang kita tempati.
2. Gamification
Saya sudah pernah mengulas Gamification di blog Virtual beberapa bulan lalu. Berdasarkan pengamatan saya, teknik gamification kini telah diadopsi lebih banyak dari yang saya bayangkan. Mungkin karena sekarang eranya Big Data dimana segalanya bisa terukur oleh angka dan data tersedia begitu banyak dimana-mana. Sebagai penggemar video game sejak kecil, saya selalu yakin bahwa seharusnya game bukanlah sebuah aktifitas tanpa makna atau dengan kata lain hanya untuk buang-buang waktu atau “killing time” semata. Saya sendiri menggunakan teknik gamification ke dalam hidup pribadi saya untuk pengembangan pribadi dan kehidupan karir saya.
Saya sudah pernah mengulas Gamification di blog Virtual beberapa bulan lalu. Berdasarkan pengamatan saya, teknik gamification kini telah diadopsi lebih banyak dari yang saya bayangkan. Mungkin karena sekarang eranya Big Data dimana segalanya bisa terukur oleh angka dan data tersedia begitu banyak dimana-mana. Sebagai penggemar video game sejak kecil, saya selalu yakin bahwa seharusnya game bukanlah sebuah aktifitas tanpa makna atau dengan kata lain hanya untuk buang-buang waktu atau “killing time” semata. Saya sendiri menggunakan teknik gamification ke dalam hidup pribadi saya untuk pengembangan pribadi dan kehidupan karir saya.
3. Augmented Reality
Apabila anda selalu update dengan berita teknologi media saat ini, pasti anda akan menemukan bahwa gadget yang kini sedang hot dibicarakan oleh para pencinta gadget di dunia adalah Google Glass. Sebuah kacamata yang memampukan penggunanya menggunakan fitur augmented reality untuk mendapatkan informasi terhadap apa saja yang ia lihat. Kacamata tersebut juga bisa berfungsi sebagai kamera, perekam video, music player dan banyak fungsi lainnya. Google Glass merupakan project yang diprediksikan baru bisa digunakan oleh pasar di tahun 2014. Nah, sambil menunggu teknologi AR ramai digunakan di pasar, anda bisa coba teknologi yang hampir mirip dengan Google Glass melalui aplikasi Wikitude. Aplikasi tersebut bisa diunduh melalui hampir semua operating system yang ada perangkat mobile saat ini.
Apabila anda selalu update dengan berita teknologi media saat ini, pasti anda akan menemukan bahwa gadget yang kini sedang hot dibicarakan oleh para pencinta gadget di dunia adalah Google Glass. Sebuah kacamata yang memampukan penggunanya menggunakan fitur augmented reality untuk mendapatkan informasi terhadap apa saja yang ia lihat. Kacamata tersebut juga bisa berfungsi sebagai kamera, perekam video, music player dan banyak fungsi lainnya. Google Glass merupakan project yang diprediksikan baru bisa digunakan oleh pasar di tahun 2014. Nah, sambil menunggu teknologi AR ramai digunakan di pasar, anda bisa coba teknologi yang hampir mirip dengan Google Glass melalui aplikasi Wikitude. Aplikasi tersebut bisa diunduh melalui hampir semua operating system yang ada perangkat mobile saat ini.
4. Alternate Reality
Alternate Reality sebenarnya bisa dibilang lebih kepada teknik storytelling dibanding teknologi walau begitu teknologi juga menjadi bagian penting dari teknik ini. Video game dengan console terkini seperti Xbox 360 dan PS3 menjadikan fitur Interactive Narrative sebagai penekanan terhadap cerita dari sebuah game. Pemain bisa menentukan nasib atau jalan cerita dari sebuah game berdasarkan dari keputusan yang dilakukan di setiap scene yang dilaluinya. Teknik alternate reality juga sudah diterapkan melalui platform YouTube oleh beberapa brand di luar negeri.
Alternate Reality sebenarnya bisa dibilang lebih kepada teknik storytelling dibanding teknologi walau begitu teknologi juga menjadi bagian penting dari teknik ini. Video game dengan console terkini seperti Xbox 360 dan PS3 menjadikan fitur Interactive Narrative sebagai penekanan terhadap cerita dari sebuah game. Pemain bisa menentukan nasib atau jalan cerita dari sebuah game berdasarkan dari keputusan yang dilakukan di setiap scene yang dilaluinya. Teknik alternate reality juga sudah diterapkan melalui platform YouTube oleh beberapa brand di luar negeri.
5. Social TV
TV selalu menjadi kekuatan utama dari media tradisional. Akan tetapi kemudian datanglah internet dan social media yang setelah itu diprediksikan oleh banyak orang akan menggeser dominasi dari TV. Dilihat dari konteks Indonesia dimana konsumsi media terbesar oleh rakyat kita masih pada TV, maka kita belum bisa mengatakan social media telah mengalahkan TV atau mungkin tidak harus mengatakan siapa yang dominan. Hal tersebut pula yang melahirkan ide tentang social TV dimana kekuatan dari TV yang mass reach digabungkan dengan high engagement level yang dimampukan oleh social media. Sudah banyak situs yang mendukung social TV seperti GetGlue dan banyak lagi aplikasi-aplikasi pendukung di tablet dan smartphone. Social TV juga didukung oleh perilaku orang ketika menonton TV yang tidak hanya melihat kepada layar televise saja tetapi juga bisa sambil melihat layar laptop, tablet atau smartphone. Kemudian lahir lah istilah Second-Screen Experience dimana konten di layar televisi akan disinkronkan dengan layar laptop, tablet, atau smartphone
TV selalu menjadi kekuatan utama dari media tradisional. Akan tetapi kemudian datanglah internet dan social media yang setelah itu diprediksikan oleh banyak orang akan menggeser dominasi dari TV. Dilihat dari konteks Indonesia dimana konsumsi media terbesar oleh rakyat kita masih pada TV, maka kita belum bisa mengatakan social media telah mengalahkan TV atau mungkin tidak harus mengatakan siapa yang dominan. Hal tersebut pula yang melahirkan ide tentang social TV dimana kekuatan dari TV yang mass reach digabungkan dengan high engagement level yang dimampukan oleh social media. Sudah banyak situs yang mendukung social TV seperti GetGlue dan banyak lagi aplikasi-aplikasi pendukung di tablet dan smartphone. Social TV juga didukung oleh perilaku orang ketika menonton TV yang tidak hanya melihat kepada layar televise saja tetapi juga bisa sambil melihat layar laptop, tablet atau smartphone. Kemudian lahir lah istilah Second-Screen Experience dimana konten di layar televisi akan disinkronkan dengan layar laptop, tablet, atau smartphone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar