I'm here

Nama:Rizka Dirrasty
Npm:12109624
Kelas: 4 Ka 17





Sabtu, 12 Januari 2013

Jepang Enggak Doyan Social Media, lho?!

japan 300x199 Jepang Enggak Doyan Social Media, lho?!

Hal yang unik terjadi di Jepang, seperti yang dilansir oleh detiknet.com (http://www.detikinet.com/read/2010/11/24/155519/1501465/398/facebook-dan-twitter-tak-laku-di-jepang/?i991101105), bahwa Facebook dan Twitter yang booming di Indonesia tidak mendapat tanggapan yang bagus di Jepang. Menurut survei yang dilakukan oleh TNS, sebuah perusahaan riset, orang Jepang lebih suka berteman dengan orang-orang yang dikenalnya ketimbang mengenal orang baru. Rata-rata orang Jepang hanya memiliki 29 orang dalam daftar pertemananya di Facebook maupun Twitter.
Fenomena yang unik karena Facebook dan Twitter adalah tren baru dalam perilaku manusia. Namun, menurut beberapa orang, privasi adalah hal yang sangat dijaga oleh orang Jepang. Sebab itu, social media bukanlah pilihan mereka yang utama. Lucunya, Jepang termasuk negara 3 besar pengguna internet di dunia, namun tidak untuk social media ternyata.
Bagaiamanpun, social media sangat bergantung pada kultur masing-masing negara atau bangsa. Market yang semakin horisontal yang dibentuk karena web 2.0 dan juga new wave market yang sedang berkembang saat ini, tentu akan mengubah kultur tersebut. Tetapi, apakah hal tersebut juga akan terjadi di Jepang dalam waktu dekat?
Saat ini, social media memang media yang powerful dalam new wave marketing. Social media membuat orang selalu connect, karena kebutuhan sosialnya walaupun di dunia internet. Dan, social media membuat communitization terbentuk dengan mudahnya. Tetapi, bagaimana dengan Jepang?
Jepang memang adalah macan Asia yang sangat powerful terutama dalam inovasi produk-produknya. Simak saja Sony, Toshiba, Hitachi, JVC, Toyota, Daihatsu, semua adalah Brand-brand Jepang yang merajai pasar saat ini. Namun, hasil survey TNS seperti berkata lain karena kultur orang Jepang ‘jarang connect’ melalui social media.
Kemudian, apa yang bakal terjadi ke depan? Apakah brand dari Jepang akan terus melaju dengan Marketing 3.0, namun value dan kultur orang Jepang tetap saja tertutup dan cenderung tidak membuka diri melalui social media
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar