I'm here

Nama:Rizka Dirrasty
Npm:12109624
Kelas: 4 Ka 17





Jumat, 13 April 2012

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data

              Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. 

           Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif). Merujuk pada pengertian di atas, betapa pentingnya pengumpulan data dalam proses penelitian. Tanpa data lapangan, proses analisis data dan kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan. Ada perbedaan yang cukup mendasar mengenai pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, membahas pengertian pengumpulan data tidak hanya pada pemahaman pengertiannya saja, akan tetapi perlu dipahami juga, bagaimana pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dalam pelaksanaannya tidak mesti harus langsung oleh peneliti, akan tetapi dapat dilakukan melalui pihak lain yang dipandang mampu atau kompeten dalam melaksanakan pengumpulan data. Atas dasar tersebut, maka instrumen penelitian yang akan digunakan, harus memenuhi syarat-syarat instrumen penelitian.






Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Beberapa Aspek dalam Proses Pengumpulan Data :
• Data apa yang dikumpulkan (What).
• Dengan apa data itu dikumpulkan (With).
• Darimana data akan dikumpulkan (Where).
• Kapan data tersebut dikumpulkan (When).
• Bagaimana cara mengumpulkan (How).
Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:
a.       Data Primer: Data yang diusahakan/didapat oleh peneliti.
b.      Data Sekunder: Data yang didapat dari orang/instansi lain.

Metode pengumpulan data, yaitu :

1.      Metode Wawancara.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).
Sifat: Terdapat interaksi dan komunikasi antara pewawancara dengan responden.
Sebelum wawancara dimulai:
•Menerangkan maksud wawancara dikaitkan dengan tujuan penelitian.
•Menjelaskan mengapa responden dipilih untuk diwawancarai.
•Menjelaskan identitas dan asal-usul pewawancara.
•Menjelaskan sifat wawancara: terbuka atau tertutup (rahasia).
Kelebihan teknik wawancara:
1)      Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2)      Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
3)      Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4)      Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.
Kekurangan teknik wawancara:
1)      Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
2)      Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
3)      Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan ramai.
4)      Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.

2.      Metode Observasi.

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Sifat: Tidak ada interaksi antara obyek yang diamati dengan pengamat/pengumpul data.
Persiapan Observasi:
•Isi pengamatan : data apa yang akan diamati ?
•Obyek pengamatan : apa/siapa yang diamati ?
•Alat pengamatan : pengamatan langsung atau menggunakan alat bantu ?
•Waktu pengamatan : kapan pengamatan akan dilakukan ?
•Dokumentasi pengamatan : pencatatan langsung atau menggunakan alat bantu
Kelebihan Observasi:
1)      Data yang diperoleh up to date terbaru) karena diperoleh dari keadaan yang terjadi pada saat itu (pada saat berlangsungnya peristiwa tersebut).
2)      Data lebih obyektif dan jujur karena obyek yang diteliti atau responden tidak dapat mempengaruhi pengumpul data (menutupkemungkinan manipulasi).
Kelemahan Observasi:
1)      Memerlukan banyak waktu.
2)      Tidak dapat digunakan untuk pengumpulan data masa lalu dan masa mendatang.
3)      Tidak dapat digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan sikap dan motivasi serta perilaku responden.

3.      Metode Daftar Pertanyaan (kuesioner).

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Cara pemakaian kuesioner:
•Tatap muka dengan sumber data/responden secara kelompok atau perorangan.
•Melalui telepon.
•Melalui pos (surat).
Sifat: terdapat interaksi antara obyek yang diamati dengan pengamat/pengumpul data.
Kelebihan Survei:
1)      Data yang diperoleh autentik, obyektif dan jujur karena berasal dari sumber data (responden) secara langsung.
2)      Dapat diterapkan untuk pengumpulan data dalam lingkup yang luas.
3)      Dalam hal tertentu, efisien dalam penggunaan waktu pengumpulan data.
Kelemahan Survei:
1)      Ada informasi terselubung dari responden khususnya untuk informasi yang berkaitan dengan sifat, motivasi atau perilaku responden.
2)      Responden terkadang tidak menjawab apa adanya tetapi apa yang sebaiknya.
3)      Responden terlalu dibatasi pada jawaban-jawaban tertentu.
4)      Responden sering tidak mengembalikan kuesioner.
5)      Sering muncul jawaban-jawaban yang tidak diinginkan dan tidak sesuai dengan yang diinginkan.

Sumber:



Jenis-jenis Data
KUESIONER
Data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Perlu kita pahami bahwa yang dapat dikenai tes bukan hanya manusia. Mesin mobil jika akan diketahui masih baik atau tidak, data kemampuannya seberapa, juga dites dengan alat tertentu. Untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.

Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data. Memang kuesioner baik, asal cara dan pengadaannya mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam penelitian. Sebelum kuesioner disusun, maka harus dilalui prosedur.
  1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
  2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
  3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
  4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
Penentuan sampel sebagai responden kuesioner perlu mendapat perhatian pula. Apabila salah menentukan sampel, informasi yang kita butuhkan barangkali tidak kita peroleh secara maksimal. Kita ambil contoh, kita ingin mengetahui daya tarik orang terhadap kuesioner. Maka kita mengirimkan ribuan kuesioner kepada responden secara acak melalui buku telepon dan meminta mereka untuk mengembalikan lewat pos berlangganan, jadi responden tidak perlu membeli perangko. Hasilnya dapat ditebak, yaitu bahwa semua responden akan suka dengan kuesioner. Mengapa? Tentu saja, responden yang tidak suka dengan kuesioner akan membuang kuesioner ke tempat sampah atau dijadikan bungkus kacang.

Angket anonim memang ada kebaikannya karena responden bebas mengemukakan pendapat. Akan tetapi penggunaan angket anonim mempunyai beberapa kelemahan pula.

  1. Sukar ditelusuri apabila ada kekurangan pengisian yang disebabkan karena responden kurang memahami maksud item.
  2. Tidak mungkin mengadakan analisis lebih lanjut apabila peneliti ingin memecah kelompok berdasarkan karakteristik yang diperlukan.
Berbagai penelitian memberikan gambaran hasil bahwa tidak ada perbedaan ketelitian jawaban yang diberikan oleh orang dewasa, baik yang anonim maupun yang bernama. Faktor-faktor yang mempengaruhi perlu tidaknya angket diberi nama adalah :
  1. Tingkat kematangan responden.
  2. Tingkat subjektivitas item yang menyebabkan responden enggan memberikan jawaban (misalnya gaji untuk pria dan umur untuk wanita).
  3. Kemungkinan tentang banyaknya angket.
  4. Prosedur (teknik) yang akan diambil pada waktu menganalisis data.
Salah satu kelemahan metode angket adalah bahwa angketnya sukar kembali. Apabila demikian keadaannya maka peneliti sebaiknya mengirim surat kepada responden yang isinya seolah-olah yakin bahwa sebenarnya angketnya akan diisi tetapi belum mempunyai waktu. Surat yang dikirim itu hanya sekadar mengingatkan.


WAWANCARA
Di samping memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan data, dengan metode interview peneliti harus memikirkan tentang pelaksanaannya. Memberikan angket kepada responden dan menghendaki jawaban tertulis, lebih mudah jika dibandingkan dengan mengorek jawaban responden dengan bertatap muka.

Sikap pada waktu datang, sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran serta keseluruhan penampilan, akan sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden yang diterima oleh peneliti. Oleh sebab itu, maka perlu adanya latihan yang intensif bagi calon interviewer (penginterviu).

  1. Agar tidak ada pokok-pokok yang tertinggi.
  2. Agar pencatatannya lebih cepat.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara :
  1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian khusus.
  2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda Ö (check) pada nomor yang sesuai.
Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.

Sebagai contoh misalnya kita akan menyelidiki pengetahuan dan pendapat mahasiswa tentang perguruan tinggi di mana mereka kuliah. Pertama-tama mereka kita tanya tentang tahun berapa masuk, sekarang di tingkat berapa, mengambil mata kuliah apa saja, ekstra kurikuler apa yang diikuti dan sebagainya, kemudian diikuti dengan pertanyaan, antara lain sebagai berikut :

  • Pada tahun Saudara masuk, jurusan apa saja yang ada?
  • Apakah Saudara lancar menaiki jenjang dari tahun ke tahun?
  • Bagaimana sistem penentuan tingkat/sistem kenaikan tingkat?
  • Apakah program studi yang diberikan cocok dengan keperluan Saudara jika sudah lulus?


OBSERVASI
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekadar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi penonton televisi itu, bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan berapa kali muncul, tetapi juga menilai, reaksi tersebut sangat, kurang, atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki.

Sebagai contoh dapat dikemukakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui proses belajar-mengajar di kelas. Variabel yang akan diungkap didaftar, kemudian di tally kemunculannya, dan jika perlu kualitas kejadian itu dijabarkan lebih lanjut.


DOKUMENTASI
Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.

Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.




Jenis-jenis Variabel

Variabel
o  Variasi antar subyek yang akan diukur dalam penelitian
* Jika tidak ada variasi à BUKAN VARIABEL
o  Contoh: jenis kelamin pada penelitian karsinoma serviks
o  Variabel ditentukan berdasarkan kerangka konsep, tujuan dan hipotesis penelitian
Jenis Variabel
o  Berdasarkan cara pengukuran
Kontinyu
o  Rasio
o  Interval
Kategori
o  Ordinal à ada tingkatan
o  Nominal à tidak ada tingkatan
Untuk uji statistik yg diperlukan perbedaan antara kontinyu dan kategori saja
o  Berdasarkan bisa/tidaknya diukur secara langsung
Variabel teramati (observed variable)
o  Dapat langsung diamati/diukur
o  Contoh: umur, jenis kelamin, berat badan
*  Variabel laten (latent variable)
o  Tidak dapat langsung diamati/diukur
o  Contoh: kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, kesehatan
o  Umumnya diukur dengan menggunakan indikator yg berupa variabel teramati 



Definisi Operasional
o  Definisi dari variabel yang akan diukur, meliputi:
*  Apa yg ingin diukur
*  Cara pengukuran
*  Alat ukur
*  Satuan ukuran
*  Jenis variabel (rasio, interval, ordinal, nominal, laten)
*  Harus dibuat sebelum formulir pengumpulan data dikembangkan
*  Gunakan cara pengukuran dan alat ukur standar yg validitas dan reliabilitasnya sudah terjamin
Sedapat mungkin gunakan variabel kontinyu Pengembangan Formulir Pengumpulan Data
o  Dikembangkan berdasarkan tujuan, kerangka konsep, hipotesis dan definisi operasional
o  Susunan formulir (umum):
*  Informed consent
*  Identitas subyek
*  Waktu, tempat & suasana wawancara
*  Identitas pengumpul data
*  Data
Informed Consent
o  Dapat berupa verbal consent atau written consent
*  Untuk prosedur invasif/penggunaan informasPersetujuan subyek untuk ikut serta dalam penelitian
*   sensitif harus written consent
o  Harus dibahas dan disetujui oleh komisi etik setempat
Informed Consent
o  Struktur
*  Tujuan penelitian
*  Manfaat langsung & tak langsung untuk subyek
*  Apa yg diharapkan dari subyek (lama wawancara, prosedur yg harus dilakukan, dll)
*  Jaminan kerahasiaan data dan tidak adanya efek negatif jika subyek menolak ikut dalam penelitian
*  Hak subyek untuk menolak ikut serta dalam penelitian kapan saja serta menolak untuk menjawab beberapa pertanyaan
*  Nama dan alamat yg dapat dihubungi jika subyek menginginkan informasi atau mengalami efek samping akibat penelitian
*  Pernyataan dan tanda tangan subyek dan pewawancara
Waktu, Tempat dan Suasana Pengumpulan Data
o  Waktu mulai dan berakhirnya wawancara
o  Tempat wawancara
*  Untuk informasi sensitif, tempat wawancara menentukan validitas jawaban
o  Contoh: wawancara ttg penggunaan narkoba pada remaja di rumah
o  Suasana wawancara
*  Bahasa yg digunakan
*  Siapa saja yang hadir pada waktu wawancara
Identitas Pengumpul Data
o  Tiap pengumpulan data diberikan no. identitas yang unik
o  No. identitas ini dituliskan pada formulir data
*  Memudahkan koreksi data à jika perlu wawancara ulang
*  Menilai bias dalam wawancara à kecenderungan jawaban tertentu pada seorang pegumpul data





Sumber :pksm.mercubuana.ac.id/new/.../files.../99022-3-625372994449.doc