Memandang segala hal dari berbagai sisi kehidupan, manusia hidup
menjalankan perannya masing-masing, seperti cerita dalam “wiracarita
Mahabharata” . antagonis dan protaginis bukanlah hal tentang positif
atau negative, masing –masing individu melakukan apa yang menjadi dasar
pemikirannya, bagaimana para pandawa manjadi lebih baik bila
dibandingkan dengan kurawa akibat pembawaan diri yang memang
bertentangan.
Indah akan lebih indah jika dibangdingkan dengan hal yang paling
indah. Tuhan menciptakan manusia dengan garis takdir yang sudah
digariskan sejak ruh masih berada di langit, bagaimana kelima pandawa
bisa terlahir dari sosok semanis dewi kunti, bagaimana arjuna begitu
bersinar dengan keindahan budi dan ketegasan sikap dilain sisi
melankolisnya.
Seorang tidak pernah menginginkan hal buruk terjadi pada dirinya,
namun mungkin bisa saja situasi dan keadaan membuat semua itu terjadi
diluar nalar dan semua mungkin rahasia tuhan atau mungkin karma.
Seperti renjani yang tidak pernah membayangkan jika dirinya akan
diperkosa dan harus menanggung derita hidup dalam rumitnya masalalu,
berbuat sesuatu untuk orang lain yang membutuhkan adalah tindakan
bijaksana, mungkin tindakan sederhana itu mampu membuahkan hasil yang
besar seperti dewa(bayi yang terlahir dengan distorsi fungsi otak) yang
dipertemukan tuhan dengan sosok rinjani yang memiliki masa lalu kelam
karna terpaksa harus menggugurkan janin yang tidak pernah dia
kehendaki. Keadilan tuhan selalu diluar nalar manusia, positif dan
negativ atau di pasangkan dengan sekutubnya akan cocok disuatu kasus,
belum tentu dikasus yang lain. Rinjani mewakili sisi negatif dipandang
dari sudut pandang masa lalunya dan kerapuhan batin yang dia alami
sedangkan dewa mewakili sisi yang serupa dilihat dari sudut pandang
kerapuhan fisik dan mental akibat distorsi fungsi otak , Tuhan
mempertemukan mereka untuk saling menguatkan dan memberi arti dari
perjalanan hidup mereka.
Manusia hidup saling melengkapi dan mengisi, yang kurang untuk yang
lebih dan sebaliknya, yang mampu mengisi yang tidak mampu atau juga
sebaliknya. Naluri manusia adalah mengetahui kebutuhannya atau bantuan
tuhan menemukan kebutuhan kita meskipun tidak diberikan disaat yang kita
anggap tepat karna tuhan lebih tau segalanya. Seperti bagaimana takdir
mempertemukan bisma pada kehidupan rinjani dan dewa, pada sisi ini
tuhan mempertemukan dua kutub negatif dengan satu kutub positif yaitu
sosok bisma seorang yang pandai bermain biola, “saling membutuhkan dan
tuhan mempertemukannya” itulah istilah yang tepat. Mungkin cerita dalam
film ini tetaplah sebuah hasil pemikiran mendalam manusia namun semua
bagai selaras dan sejalan dengan segi positif dan negatifnya
masing-masing, manusia bukanlah sebatang magnet dengan sisi positif dan
negatif yang konstan dengan aturan alam yang tidak memungkinkan kutub
yang sama saling bertemu dan mengikat. Tetapi ini adalah tentang hidup,
takdir dan manusia, satu orang dapat memiliki banyak sisi positif atau
sisi negatif, namun semua dapat saling mengikat dan membutuhkan dengan
individu lain bukan saja dari kutub atau sisi yang berlawanan tapi
mungkin saja dari sisi atau kutub yang sejenis.
(inspired by “BIOLA TAK BERADAWAI” a film by Sekar ayu asmara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar