Metode ilmiah sangat dibutuhkan dalam pembuatan karya-karya ilmiah. Karena dalam penelitian ilmiah, kita harus mengetahui apa metode yang kita gunakan dalam penelitian tersebut. Disini saya akan membahas seputar metode ilmiah tersebut, cara membedakan antara pengetahuan yang ilmiah dan yang tidak, keunggulan dan keterbatasan serta peranan metode ilmiah tersebut.
*Membedakan cara memperoleh pengetahuan tidak ilmiah dengan yang ilmiah
Dalam menulis karya ilmiah, tentu saja dibutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan hal yang diteliti. Informasi-informasi tersebut juga harus merupakan pengetahuan ilmiah. Lalu, bagaimana cara membedakan pengetahuan yang ilmiah dan yang tidak ? Bagaimana pula cara kita memperolehnya ? Sebenarnya pengetahuan dapat kita peroleh dari mana saja sebagai referensi karya ilmiah, namun yang harus diperhatikan adalah apakah informasi tersebut merupakan pengetahuan yang ilmiah atau tidak. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam pengetahuan yang ilmiah pasti berdasarkan fakta dan dapat dibuktikan kebenarannya. Pengetahuan ilmiah juga harus bebas dari prasangka atau harus bersifat objektif. Itu berarti, pengetahuan yang tidak ilmiah bukanlah berdasarkan fakta dan bersifat subjektif.
Disini saya akan memberikan contoh tentang proses terjadinya gempa bumi. Dalam sudut pandang pengetahuan ilmiah, gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seisemik. Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Sedangkan dalam sudut pandang pengetahuan yang tidak ilmiah, gempa bumi sering dikaitkan dengan mitos-mitos tertentu, tergantung dari mana mitos tersebut berasal. Misalnya mitos yang ada di Afrika Barat, Sebagian orang Afrika Barat percaya bahwa bumi terletak di kepala raksasa. Semua tanaman yang tumbuh adalah rambut raksasa itu. Sedangkan manusia dan binatang adalah kutu-kutu yang berkeliaran di kepala raksasa itu. Si raksasa biasa duduk menghadap ke Barat. Lalu, ke Timur lagi. Ulah raksasa ini membuat Bumi di kepalanya terguncang atau terjadi gempa bumi. Berbeda dengan mitos yang ada di Suku Indian, mereka percaya bahwa zaman dulu ketika sebagian besar bumi merupakan lautan, Roh agung memutuskan untuk membuat daratan dengan danau dan sungai yang dipangul oleh kura-kura. Suatu hari kura kura mulai bertengkar dan 3 kura-kura berenang ke timur dan 3 lainya ke barat. Daratan pun bergetar, dan patah dengan suara besar tapi daratan di pungung mereka terlalu berat dan begitu mereka sadar tidak dapat berenang jauh mereka berhenti dan berbaikan lagi. Tetapi begitu mereka bertengkar lagi maka sekali lagi gempa bumi pun terjadi.
*Keunggulan dan keterbatasan serta peranan metode ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan
Metode ilmiah memang selalu digunakan dalam penulisan karya ilmiah, namun metode ilmiah juga memiliki keunggulan dan keterbatasan. Berikut ini, saya akan menjelaskan keunggulan, keterbatasan, serta peranan metode ilmiah.
Keunggulan metode ilmiah :
a.mencintai kebenaran obyektif, bersifat adil dan hidup bahagia
b.kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari secara terus menerus
c.dengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat dengan mudah percaya pada takhayul, astrologi maupun untung-untungan karena terjadi proses yang teratur di alam
d.dengan ilmu pengetahuan kita memiliki rasa ingin tahu yang lebih banyak
e.dengan ilmu pengetahuan kita tidak mudah berprasangka tetapi dapat berpikir secara terbuka, obyektif, dan toleran
f.dengan metode ilmiah kita tidak mudah percaya tanpa bukti
g.dengan metode ilmiah kita jadi memiliki sikap optimis, teliti, berani membuat pernyataan yang benar menurut ilmiah
Keterbatasan metode ilmiah :
a.metode ilmiah bersifat tentatif yaitu sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan maka kesimpulan dianggap benar. tetapi kesimpulan ilmiah bisa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
b.metode ilmiah tidak dapat membuat kesimpulan tentang baik buruk sistem nilai dan juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan estetika
Peranan metode ilmiah :
a.metode ilmiah berperan untuk memberikan penjelasan logis dalam ilmu empiris
b.sebagai landasan dalam melakukan suatu penelitian ilmiah
c.berperan dalam memberikan bukti yang konkrit terhadap suatu ilmu pengetahuan
Karakteristik Metode Ilmiah
Karakteristik Metode Ilmiah
* Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya
proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan
menentukan metode untuk pemecahan masalah.
* Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah.
Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan
bukti-bukti yang tersedia
* Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain
dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
* Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan
dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
* Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan
Menurut Suriasumantri (1991) langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah:
1. Perumusan masalah
Merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir
Merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan.
3. Perumusan hipotesis
Merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
4. Pengujian hipotesis
Merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5. Penarikan kesimpulan
Merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakat yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima. Sebaliknya, sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.
Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi pernyaratan keilmuan yaitu mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya.
Schluter (1926) dalam Nazir (1988) mengungkapkan bahwa terdapat 15 langkah dalam melakukan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian
2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-masalah yang ingin dipecahkan
3. Membangun sebuah bibliografi
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hubungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah
8. Menentukan apakah data atau bukti yang diperlukan tersedia atau tidak
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi
13. Mengatur data untuk presentase dan penampilan
14. Menggunakan sitasi (kutipan), referensi, dan footnote (catatan kaki)
15. Menulis laporan penelitian
Nazir (1988) dalam buku Metode Penelitian, menyimpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan metode ilmiah, sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan serta mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan serta jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan.
2. Mengadakan studi kepustakaan
Langkah kedua adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindari oleh seorang peneliti.
3. Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan, maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipotesa untuk penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubungan sangkut paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.
4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang, seperti ilmu ekonomi misalnya, pengujian hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisit terdapat dalam hipotesa, untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.
Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.
5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulkan.
Teknik pengumpulan data akan menjadi berbeda tergantung dari masalah yang dipilih serta metode yang digunakan. Misalnya, penelitian yang menggunakan metode percobaan, maka data diperoleh dari plot-plot percobaan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Penelitian yang menggunakan metode sejarah ataupun survei normatif, data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questionair.
6. Menyusun, menganalisa, dan memberikan interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisa. Sebelum analisa dilakukan, data tersebut disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk tabel ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa, maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.
7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima, ataukah hipotesa tersebut ditolak. Apakah hubungan-hubungan antarfenomena yang diperoleh akan berlaku secara umum ataukah hanya berlaku pada kondisi khususnya saja.
8. Membuat laporan ilmiah
Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri pula.Sumber :
files.ryant-java.webnode.com/200000059.../metode%20ilmiah.ppt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar